Inilah sisi lain dari seorang Lee Sungmin yang harus diketahui.
Ibarat
Kursi beroda 4, ia adalah sebuah replacement for walking. Seakan hidup
dalam dunianya sendiri, follow to his pace. Dibandingkan dengan yang
lain, profil hidupnya mungkin yang paling lurus tanpa kelok. Mungkin
bila diandaikan ketika saat dimana semua orang berdiskusi ria dengan
kehebohan kate-william married in england, Sungmin lebih memilih
membaca wacana perkiraan indeks saham wallstreet yang tetap stabil meski
sedikit mengalami guncangan saat Osama dinyatakan tewas.
No
matter how chaotic others’ world is, he is surrounded with quiet.
Sungmin bukan seorang Paus di roma yang membutuhkan ruangan tenang untuk
kusyuk berdoa, hanya saja ia memiliki dunia dimana tak seorang-pun
dapat bertahan diri untuk betah dengan ritme yang flat tanpa grafik. Ia
mengaku kalau tidak pernah menciptakan image imut, tidak meminta
dianugerahi gigi kelinci ketika tersenyum, tetapi “sweet pumpkim” kerap
melekat di belakang namanya meski mungkin ia sendiri sangat membenci
buah labu. Tolong lihat aku sebagaimana seorang laki – laki cuz ” I’m
Really Man !”
Jenuh dan lelah, tidak dipungkiri sebab tak ada
pekerjaan yang menyenangkan di dunia ini untuk dilakoni. Talenta di
semua bidang, ia menjelma menjadi sosok yang dikagumi karena memiliki
Handy hand ~ apapun yang dilakukannya akan memiliki hasil sempurna ~ Ia
sosok yang sempurna seperti seniman kebanyakan, memiliki tangan
seniman dan terlahir sebagai seorang artis yang sempurna sebagai
pekerja seni. Tetapi untuk tampil sebagai Ideal Person, sosok idola
nasibnya mungkin miris dan kemampuan seninya tidak terlalu banyak
membantunya menjadi seorang panutan diatas panggung.
” Aku lelah
mentolerir diriku sendiri ” Saat lampu kamera itu diredupkan maka
perannya usai sudah.Hingga kini ia mengaku masih belum memiliki tempat
untuknya diatas panggung meski hanya beberapa meter persegi. Satu –
satunya harapan pertamanya yang hendak ia ubah sejak lama adalah
imagenya sebagai seorang laki – laki. Dia ingin sempurna memerankan
perannya sebagai kaum adam tanpa embel – embel sisi feminitas yang
sudah terlalu lama melekat pada sosoknya selama ini.
Memiliki
member seperti Sungmin dalam sebuah grup mungkin menjadi sebuah idaman.
FireFighter ~ Kartu As ~ Joker dalam permainan Black Jack~ ” Bagaimana
rasa dirimu ketika orang baru melihat pijakan kau berdiri disaat
mereka membutuhkan pertolongan ?” ~ Orang seperti Sungmin sekenanya
akan menjawab ” itu berarti mereka melihatku sebagai lilin di dalam
gulita pekat” ~ Sungmin andaikan lilin yang disimpan dalam laci dapur
bertahun – tahun, terlupakan tapi menjadi benda pertama yang akan
dicari dan menyalakannya di saat listrik mati.
Donghae
absen dalam sebuah acara, Sungmin siap menggantikannya menjadi lead
dancer, siapa yang bisa melakukan Hat dance selain dirinya ? Bila
Ryeowook terserang flu dan tidak bisa menyanyi di atas panggung,lead
singer nomor 4 rasanya masih bisa menutupi talent si nomor 3. Butuh
pengiring akustik, gitarnya siap untuk mengiringi sepanjang lagu
dinyanyikan. Bosan dengan pertunjukan yang hanya itu – itu saja ?
Berdoalah ia dalam mood yang baik, maka Sungmin akan mempertunjukan
kebolehannya bermain magic.
Masuk ke dunia Sungmin, ia bukan The
Master ~ tidak memiliki kemampuan khusus yang menonjol ~ siapa yang
bisa mampu menjawab dalam 3 detik pertanyaan ” apa kemampuan sungmin yg
menonjol?” setidaknya kita butuh lebih dari 10 detik untuk
menjabarkannya satu demi satu, baru kemudian di sortir ulang untuk
memilih dari sekian banyak talenta mana yang paling menonjol. Tidak ada
yang khusus, seperti seorang menteri protokol tapi ia menonjol seperti
seorang presiden yang dituntut menguasai semua bidang.
Semakin
kesini kita semakin menarik kesimpulan. Menempatkan Sungmin dalam
jajaran formasi Suju-M merupakan kesalahan fatal yang mungkin sangat
disesali. Yah, Meski ia masih memiliki partner seorang Eunyuk yang
turut menemaninya terseok – seok di negeri orang dengan keterbatasan
bahasa, tapi dibanding yang lain yang sudah 3 tahun ditempa oleh
fondasi bahasa 3 tahun, Sungmin tertinggal teramat jauh. Barulah di
Jepang ia bisa menonjol sebagai ahli translator, oleh sebabnya
sepanjang acara Suju-M, Sungmin sama sekali tidak bisa mempertunjukan
talentnya yang ia punya. Ia hanya bisa mengucapkan sepatah dua patah
kata. Di pertanyaan kedua ia menyerah. Bahkan kemampuan host eunhyuk
yang paling unggul diantara rekan – rekannya tidak bisa berbuat banyak.
Namun
ia adalah fast learner ~ Berikanlah Sungmin sedikit waktu, bukan tidak
mungkin dalam waktu yang amat singkat ia bisa menyamai Zhoumi sebagai
seorang mandarin Leader. Seperti ucapnya “I always believe that I am a
diamond in the rough” ~ ia mungkin tidak tahu caranya mempromosikan
diri, ia tidak memiliki kemampuan seperti itu, ia sepertinya butuh
waktu lebih lama dibanding rekannya yang lain untuk betul – betul
menemuka passion dalam karirnya sebagai seorang artis. Alur karirnya
jau lebih lambat tapi skill yang dimilikinya terasah dari tahun hingga
tahun, di kemudain hari mungkin kita akan tercengang saat melihat anak
pemalu ini akan menjadi salah satu seniman hebat yang diakui dunia.
Berbeda
dengan sifat pekerja seni pada umumnya yang terbilang bebas. Lee
Sungmin mungkin satu dari sedikit artis yang goes by rules, singing by
the rules, dancing by the rules, acting by the rules, segala sesuatunya
berpedoman pada buku teks dan aturan yang berlaku. Stuktur birokasi
hidupnya terlalu ketat. Itu sebabnya ia selalu mencari “kesempurnaan”
yang tak mungkin didapat, berlatih lebih keras menyempurnakan dance
group meski hanya seorang diri. Setiap artis memiliki apa yang
disebut “beginner’s heart’ di awal ia mencoba, tapi terus menyimpan
keyakinan “aku masih belajar” seperti Sungmin, hal tersbut merupakan
kisah lain dibalik lampu sorot.
Orang easy going seperti Kangin
tidak akan pernah bisa mengerti Melankolis koleris-nya seorang Sungmin.
Maka cocoklah keduanya diduetkan dalam Intimate note, meski pada
akhirnya tidak terlalu berbuah hasil. Kangin yang hidupnya berpola
lingkaran sulit menembus kotak segi empat milik sungmin. Ryeowook
mengatakan, saat dimana Sungmin duduk bersila dan duduk di pojok maka
dunia akan berubah hening dan tenang, seakan waktu akan berhenti.
Heechul -pun mempromosikan Sungmin sebagai anak ayam yang sudah menetas
dari cangkangnya.
Sungmin mungkin yang menghadapi tembok tersulit
di album ke 4. Ia dituntut paksa mengubah image cute-nya sedemikian
rupa. Andaikan saja ia tidak memiliki tampang imut – imut jabang bayi,
maka tak mungkin ada orang yang mengaitkan kata “cute” terhadap
dirinya.
Jika ingin melihat otot ~Lihat siwon, untuk kecantikan
seorang dewi ~ Lihat Heechul ~ Untuk anak manis ~ tengok Lee Sungmin. 3
hal tersebut sudah menjadi pola pattern 5 tahun. Dan mengubah pola
yang sudah menancap menbutuhkan waktu bertahun – tahun pula.
“Kapanpun
kau membutuhkanku, aku akan ada disana ”, catat kalimat credit by Lee
Sungmin tersebut. Dia bisa disebut sebagai member paling rajin atau
kerajinan ? Setidaknya kehadiran membantu Leeteuk meringankan beban di
pundaknya sejenak. Ia tidak banyak ulah, tidak ada yang perlu
mencemaskan dirinya karena Sungmin mampu menjaga dirinya sendiri.
Sebagai member, ia jarang mengisi kolom absent, malah double melakukan
job, tak jarang kita menemukannya mengisi spot member yang lain. Bukan
berarti ia bebas dan free, sebaliknya..mungkin ia yang memiliki jadwal
yang bikin sesak napas. Tapi masalahnya, selain Sungmin siapa lagi yang
mau dan bisa melakukannya ? yup ~ no other than Sungmin!
So we as his big fans, should be proud of him. He is more than just artist.
We Love you, Lee Sungmin.
I'm proud to be your fans.